Siapa yang tidak tahu bunga Rafflesia Arnoldii? Tentu sejak SD kita sudah mengetahuinya. Mendengar namanya pasti di bayangan kita langsung tertuju pada ‘bunga bangkai’. Namun tahukah kita bahwa bunga bangkai dan rafflesia arnoldii itu berbeda? Bunga bangkai nama latinnya adalah Amorphophallus. Ia merupakan tanaman bunga raksasa yang memiliki tonggol (spadix), atau bagian menjulang tinggi ke atas dan mengeluarkan bau bangkai. Bagian pelindungnya yang mekar disebut braktea dan bunga bangkai termasuk dalam tumbuhan umbi-umbian. Rafflesia arnoldii, lebih dikenal juga dengan nama Padma raksasa. Bunga ini merupakan bunga raksasa yang melebar ke samping dan memiliki lubang besar di tengah dengan kelopak indah berwarna merah bata. Ia juga mengeluarkan bau bangkai dan termasuk dalam tumbuhan parasit karena memerlukan inang untuk mencukupi nutrisinya.
Siapa disini yang keliru membedakan antara bunga bangkai dan Rafflesia Arnoldii, atau Padma raksasa? Tentu tidak sedikit dari kita yang keliru membedakan keduanya. Sejak sekolah dasar kita dijejali informasi bahwa rafflesia arnoldii itu sama dengan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk dan kita jarang sekali mau mencari tahu kebenarannya. Boleh dikatakan bahwa karena kurangnya sikap kritis maka kita anggap apa yang diutarakan oleh guru selalu benar.
Situasi pandemi saat ini boleh dibilang sudah semakin baik seiring dengan tingkat vaksinasi yang tinggi dan pertambahan kasus yang semakin menurun. Aktivitas sehari-hari sudah semakin menggeliat, roda perekonomian sudah mulai bergerak, kegiatan sosial masyarakat juga sudah semakin marak kembali. Kegiatan belajar mengajar sudah mulai dapat dilakukan secara offline dan segenap civitas akademika boleh melakukan kegiatannya secara normal kembali. Baru-baru ini pun pemerintah sudah semakin melonggarkan kebijakan protokol kesehatan dengan membebaskan masyarakat untuk melepas masker dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Bagi kita yang selama hampir tiga tahun ini dibekap dengan masker setiap hari, kebijakan ini tentu sangat menggembirakan. Serasa udara yang pengap akhirnya berganti dengan udara kebebasan.
Belajar dari salah kaprah antara bunga bangkai dengan raflesia arnoldi di atas, setiap informasi yang kita terima perlu disikapi dengan kritis. Memang sih tidak ada hubungannya antara bunga berbau busuk dengan keharusan untuk memakai masker. Yang perlu diperhatikan disini adalah meskipun perkembangan pandemi semakin menggembirakan, pandemi belum sepenuhnya berakhir. Masih ada juga isu-isu tentang varian hepatitis baru yang mulai ditemukan di beberapa daerah. Ada baiknya meskipun protokol kesehatan sudah dilonggarkan, kita tetap saling menjaga satu sama lain, tidak terlena dan meluapkan kegembiraan dengan seenaknya sendiri saat berada di tempat umum.
Kesadaran dan kekritisan ini mencerminkan salah satu nilai kedutawacanaan, yaitu Service to The World. Melayani dunia, berarti meneladani Yesus Kristus yang melaksanakan misi Allah yang menyelamatkan dan membawa damai sejahtera di dunia. Dengan kita bersikap kritis terhadap isu-isu pandemi serta menjaga protokol kesehatan, kita telah mengupayakan kebenaran di tengah masyarakat, peduli terhadap sesama, kontekstual, serta meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi. Mari kita semakin kembangkan kesadaran dan sikap kritis kita demi kebaikan bersama. Kita sama-sama berharap dengan adanya kesadaran dan sikap kritis ini maka pandemi akan benar-benar segera berakhir dan seluruh roda kehidupan kembali menjadi normal.
penulis :